Meski penurunan kemiskinan di Indonesia
terus melambat, tingkat penurunannya hanya 0.7 persen untuk tahun 2012-2013 –
tingkat penurunan terkecil dalam satu dekade terakhir, menurut Bank Dunia. Ketimpangan juga
meningkat dalam beberapa tahun terakhir yang berpotensi menciptakan konflik
sosial. Hal ini akan mengurangi manfaat dari tingginya pertumbuhan
ekonomi beberapa tahun terakhir, pertumbuhan yang pada dasarnya
mengurangi tingkat kemiskinan menjadi 11,3% pada tahun 2014, dibandingkan
dengan 24% pada tahun 1999.
Sekitar 68 juta
penduduk Indonesia tetap rentan untuk jatuh miskin. Pendapatan mereka hanya
sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga miskin. Guncangan
ekonomi seperti jatuh sakit, bencana atau kehilangan pekerjaan, dengan mudah
dapat membuat mereka kembali jatuh miskin.
Kedua tantangan
ini, yakni penurunan kemiskinan yang melambat dan ketimpangan yang meningkat,
menjadi fokus konferensi Bank Dunia yang dihadiri oleh beragam masyarakat
Indonesia dan dibuka oleh Wakil Presiden, Dr. Boediono.
“Mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan akan menjadi
tantangan paling penting bagi Pemerintah Indonesia mendatang. Dengan
melakukan implementasi kebijakan-kebijakan publik yang efektif, demikian dengan
kemitraan sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil, Bank Dunia yakin,
Indonesia akan membuat kemajuan yang substansial. Mengentaskan kemiskinan dan
berbagi kesejahteraan merupakan misi Bank Dunia, dan kami akan mendukung
pemerintahan baru dalam mencapai tujuan-tujuan ini, “kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia,
Rodrigo A. Chaves.
Meningkatnya
ketimpangan juga membuat mereka yang miskin lebih sulit lagi untuk keluar dari
kemiskinan. Koefisien Gini, yang mengukur ketimpangan konsumsi, telah
meningkat dari 0,30 pada tahun 2000, menjadi sekitar 0,41 pada tahun
2013. Kesenjangan antar daerah tetap ada. Indonesia Timur tertinggal dari
wilayah lain di negara ini, terutama Jawa. Akibatnya, meski upaya mengurangi
kemiskinan mengalami kemajuan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan
peningkatan ketimpangan tercepat di kawasan Asia Timur .
Ketimpangan
merupakan konsekuensi pertumbuhan yang bisa dihindari. Ekonomi
negara-negara berkembang lain telah berhasil tumbuh dan pada saat yang sama,
terus berupaya menekan tingkat kemiskinan dan ketimpangan.
“Strategi utama untuk mengentaskan kemiskinan dan
mengurangi ketimpangan adalah dengan membantu masyarakat miskin menolong diri
mereka sendiri, melalui penyediaan lebih banyak pekerjaan dan pekerjaan yang
memberikan penghasilan lebih baik. Kita juga perlu memastikan anak-anak di
seluruh Indonesia memiliki akses yang sama ke layanan yang berkualitas, agar
mereka dapat memulai hidupnya secara adil," menurut Ekonomi Utama Bank Dunia di Indonesia, Vivi
Alatas.
Peningkatan anggaran untuk program-program jaring pengaman
sosial (social safety net) akan
membantu meningkatkan akses keluarga miskin terhadap layanan kesehatan, gizi
yang lebih baik dan pendidikan yang berkualitas. Hal ini meningkatkan peluang
mereka untuk lepas dari kemiskinan. Saat ini, Indonesia hanya menghabiskan 0,7%
dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto) untuk program-program bantuan
sosial, dibandingkan dengan Brasil yang menggunakan 1,5% dari PDB-nya dan
negara-negara berpenghasilan menengah rendah lainnya.
Konferensi ini didukung oleh Pemerintah
Australia, mitra Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia dalam mendorong
pengentasan kemiskinan dan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan.
sumber by:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar